Selesai makan siang, saya selalu mencari tempat yang agak
datar dan teduh di bawah pohon kayu. Dengan beralas selembar goni plastik yang
masih bersih dan sebotol air, saya mengambil wudhu untuk melakukan sholat
zuhur. Sesudah itu saya teruskan dengan membuat visual report, fit up report
dan lain-lainnya. Demikianlah saya lakukan setiap hari. Kalau tidak dibuat di
lokasi tempat bekerja ini, maka waktu sampai di office sore hari akan sangat sibuk
sekali. Semuanya harus dilakukan terburu-buru. Membuat laporan, mandi, makan ,
kemudian mengejar sholat maghrib berjamaah di musholla. Demikianlah saya
lakukan setiap hari di bumi Sarawak, Malaysia ini. Sebagai Welding Inspector di
projek pipeline ini saya harus membuat progress report setiap hari. Tidak boleh
terlambat. Kalau tertunda satu hari saja, reportnya akan bertumpuk. Merepotkan
diri sendiri. Tidak terasa sudah hampir 3 tahun berlalu bekerja di
bumi Sarawak ini. Pipelinenya sangat panjang sekali, 500 km lebih.
Sambil membuat report sekali-sekali mata saya melihat
semut-semut yang berjalan berbaris-baris
mencari makan dan memanjat naik ke atas pohon. Rukun dan dan rajin sekali
mereka berkerja. Saya merenung-renung dalam hati. Alangkah kecilnya semut ini.
Kalau saya menjadi semut alangkah luasnya bumi ini. Tidakkah semut ini tahu
bahwa selain batang kayu besar tempat mereka biasa naik-turun setiap hari,
tempat mereka tinggal dan tempat mereka bermasyarakat dan mencari makan ini
masih banyak pokok kayu yang lain?. Ada yang lebih besar dan ada yang lebih
kecil. Disana juga ada kehidupan. Ada banyak semut lain yang hidup disana. Dan
juga di sela-sela rekahan tanah, dibalik tumpukan kayu dan dedaunan ada juga
semut-semut di sana. Tidakkah semut ini tahu bahwasanya ada banyak lagi semut
yang tingal di rumah, di desa, di kota
dan lainnya? Tidakkah mereka tahu bahwa ada lagi pulau yang lain, benua
yang lain, bulan, planet dan bintang yang lain. Apa-apa saja yang ada dalam
pikiran dan hati semut itu? Alangkah kecilnya semut ini.
Manusia adalah makhluk yang punya rasa ingin tahu.
Disepanjang hidupnya manusia selalui ingin mengerti tempat dia berada. Manusia
selalu ingin tahu dari mana kehidupan ini berasal, bagaimana mekanismenya dan
bagaimana akhirnya. Sebut sajalah sejak zaman Aristoteles, walaupun pendapat
nya itu sudah tidak valid lagi di zaman sekarang ini. Mula-mula ia mengatakan
benda yang lebih berat jatuh lebih cepat ke bumi. Kemudian ia mengatakan bumi
ini adalah pusat perputaran benda-benda langit (geosentris). Ternyata tidaklah
demikian adanya . Semua benda-benda jatuh ke bumi dengan percepatan yang sama
besarnya.Dahulu kala orang juga beranggapan bahwasanya bumi ini adalah datar
seperti meja. Sulit memang dibantah . Tukang bangunan juga memanfaatkan ini untuk
mengukur level kayu atau batu bata yang akan dipasang dengan memakai selang berisi
air. Oleh karena itu, orang-orang dahulu kala takut berlayar jauh-jauh ke
tengah lautan. Karena takut jatuh di tepi dunia yang tidak diketahui.
Seiiring dengan kemajuan pengetahuan dan teknologi
diketahuilah bahwasanya bumi ini bulat seperti bola. Bumi ini ternyata adalah
salah satu planet yang mengitari matahari (heliosentris) dalam satu keluarga
yang disebut tata surya. Ternyata tata
surya itu sendiri hanyalah salah satu sistim planet yang berada di pinggiran
galaksi Bima Sakti. Galaksi itu sendiri juga tidaklah satu. Ada sekitar seratus
milyar galaksi. Di dalam satu galaksi ada lebih kurang seratus milyar benda-benda
langit yang lain seperti bintang, planet, bulan, quasar, asteroid, meteor. Ada
pula pulsar, lubang hitam, bintang netron dan lain-lain. Kalau cuaca di malam hari lagi cerah cobalah
lihat ke langit atas. Ada banyak bintang-bintang kecil di atas sana. Demikian
juga bumi kalau dilihat dari bintang, bumi juga akan terlihat kecil seperti bintang
kecil. Galaksi itu sendiri ternyata juga bergerak. Ia bergerak saling menjauh
satu sama lain. Semakin jauh ia semakin cepat ia bergerak. Artinya alam semesta
ini mengembang (expanding). Sering
dibuatkan contoh seperti ini. Ambillah sebuah balon. Buat bulatan-bulatan kecil
di permukaannya dengan spidol. Lalu tiuplah balon itu. Maka bulatan-bulatan
tadi akan bergerak saling menjauh. Atau ambillah sebuah roti mentah. Masukkan
ke dalam oven. Setelah beberapa saat roti itu akan membesar. Artinya jarak
antara titik-titik dalam roti itu bertumbuh. Demikianlah kenyataan jagad raya
saat ini.
Kenyataan galaksi-galaksi itu bergerak saling menjauh di
temukan oleh Edwin Hubble di tahun
1929 dengan menggunakan teleskop raksasa 100 inch di Gunung Wilson,
Calfornia. Ia mengamati gerak galaksi
dengan menganalisa spektrum cahaya yang dipancarkan. Sebagian spectrum cahaya
itu mengalami pergeseran merah. Ini mengingatkan pada efek Doppler. Jika kita mendengar
derum suara mobil semakin lambat, itu berarti mobilnya semakin jauh. Demikian juga spectrum cahaya. Jika mengalami
pergeseran merah berarti sumber cahaya atau pengamatnya menjauh. Bila mengalami
pergeseran biru artinya sumber cahaya atau pengamatnya mendekat. Albert
Einstein sendiri tidak percaya bahwa alam semesta ini mengembang. Sehingga ia
menambahkan konstanta kosmologi pada persamaan relativitas umumnya, untuk
membuat alam semesta ini statis. Dikemudian hari ia mengatakan “konstanta
kosmologi adalah kesalahan terbesar didalam hidupnya”.
Kalau saat ini galaksi
saling menjauh satu sama lain, tentu mereka dahulunya berdekatan. Lebih dulu lagi
tentu mereka lebih dekat. Ya. Semua galaksi dulunya berasal dari satu titik
tunggal. Artinya ruang, waktu, materi dan energy berada dalam satu titik
tunggal (singularity). Kemudian
meledak sangat hebat sekali (big bang).
Cobalah buka Al Quran, surat Al Anbiya 30. “Dan
tidakkah orang-orang kafir itu tahu bahwasanya langit dan bumi ini dahulunya
satu,kemudian Kami pisahkan keduanya. Dan Kami jadikan semua yang hidup dari
air. Mengapakah mereka tidak beriman”
Lalu bagaimana nasib akhir jagad raya ini? Apakah ia akan
mengembang selamanya…?
Ada 2 kemungkinan.
1. Alam semesta mengembang perlahan-lahan, lalu mencapai
titik maksimum. Kemudian ia akan jatuh kembali, menciut menuju titik semula
karena ditarik oleh gravitasi masing-masing galaksi (big crunch), penciutan hebat. Hal ini persis seperti anda
melemparkan bola ke atas. Setelah mencapai tinggi maksimum maka bola itu akan
jatuh kembali ke bumi. Kalau anda
menembakkan roket ke ruang angkasa maka ia harus punya kecepatan minimal
tertentu supaya lepas dari pengaruh gravitasi bumi.
2 Alam semesta terus mengembang selamanya. Bintang,
matahari dan galaksi menggunakan semua bahan bakar nuklirnya sampai habis, kemudian menyusut menjadi lubang hitam (black hole). Jagad raya akan menjadi dingin, gelap dan membeku,
serta semua kehidupan akan berakhir
Lalu kemungkinan mana yang menggambarkan alam semesta kita? Apakah alam
semesta akhirnya menciut
kembali, ataukah ia akan mengembang selamanya? Untuk menjawab pertanyaan ini kita harus tahu terlebih dulu kecepatan pengembangan dan kerapatan (density) alam semesta saat ini. Jika
kerapatannya lebih kecil dari nilai
kritis tertentu, yang ditentukan
oleh kecepatan ekspansi, maka gaya tarik gravitasi
terlalu lemah untuk menghentikannya. Namun jika kerapatannya lebih besar dari nilai kritis, maka suatu saat nanti gravitasi akan
menghentikan ekspansi dan alam semesta akan menciut kembali.
Kita dapat menentukan kecepatan ekspansi dengan
mengukur kecepatan galaksi lain yang
bergerak
menjauhi kita, yaitu dengan menggunakan
efek Doppler. Ini dapat dilakukan dengan sangat akurat. Namun, jarak ke galaksi
sangat tidak dikenal karena kita
hanya dapat mengukurnya secara tidak
langsung. Jadi yang baru diketahui saat ini adalah alam semesta mengembang antara 5 persen dan 10
persen setiap satu milyar tahun. Pengetahuan kita mengenai
kerapatan alam semesta saat ini juga
masih sangat minim. Dari hasil pengamatan galaksi yang terlihat diperoleh density alam semesta sebesar 1 x 10-31 g/cm3 . Ini
angka yang sangat kecil sekali. Seandainya dijumlahkan semua massa
bintang yang terlihat di galaksi Bima Sakti dan juga di galaksi-galaksi lain, masih kurang dari
seperseratus jumlah yang dibutuhkan
untuk
menghentikan pengembangan, bahkan untuk
perkiraan kecepatan ekspansi yang paling rendah sekalipun. Oleh karena itu, galaksi kita
dan galaksi lain harus berisi sejumlah “materi gelap” yang tidak dapat dilihat langsung, tapi harus ada karena pengaruh
gravitasinya pada orbital bintang di galaksi. Selain itu, umumnya galaksi ditemukan berada dalam cluster. Kita juga dapat menyimpulkan terdapat
lebih
banyak materi gelap di antara
kelompok galaksi ini karena pengaruhnya
terhadap pergerakan
galaksi.
Juga apabila kita jumlahkan
semua
“materi gelap” ini, kita baru mendapatkan sekitar sepersepuluh dari yang diperlukan untuk menghentikan pengembangan. Oleh karena itu, boleh jadi ada materi bentuk
lain yang belum diketahui yang terdistribusi seragam di seluruh alam semesta. Materi ini akan memperbesar kerapatan sehingga mencapai nilai kritis yang dibutuhkan untuk menghentikan
ekspansi. Namun, bukti-bukti yang
ada saat ini memperlihatkan bahwa alam semesta akan mengembang selamanya. Tetapi kita tidak dapat mengabaikan
kemungkinan lain bahwa alam semesta ini akan menciut kembali, yang
akan
terjadi setidaknya sepuluh milyar tahun lagi, karena ia telah mengembang setidaknya
selama itu.
Menurut ilmu pengetahuan, kiamat adalah suatu hal yang pasti
terjadi.
Merenungkan asal mula dan nasib akhir alam semesta akan membuat kita
menjadi kagum,
takut, heran, hormat, tunduk, patuh, pasrah dan gembira sekaligus penuh
harap kepada Tuhan yang kita cintai. Cobalah buka kembali Al Quran.
Berulang-ulang kali diinformasikan
di dalamnya. Bahwasanya langit ini kelak akan dilipat, dibagian lain
disebutkan
akan digulung. Persis seperti asal mula penciptaaannya. Ini adalah
bahasa Al
Quran. Saya berpendapat “dilipat “atau “digulung” itu artinya big crunch (penciutan hebat). Laporan
terakhir dari NASA baru-baru ini memberitahukan, foto-foto hasil pemotretan berbagai sudut
langit yang diambil dari satelit kemudian direkonstruksi. Hasilnya adalah geometri langit ini berbentuk seperti
terompet. Cobalah ingat salah satu Hadist dari Nabi SAW. Bahwa malaikat Israfil
saat ini dalam keadaan sudah ready,sudah stand by. Siap melaksanakan perintah meniup
sangkakala.
Ada tiga kali tiupan.
1.
Tiupan pertama sebagai pemberitahuan. Artinya
kiamat sudah datang. Maka terkejutlah semua penghuni langit dan penghuni bumi.
2.
Tiupan
kedua. Semua yang bernama makhluk hidup akan mati. Manusia, hewan, tumbuhan,
jin, setan, iblis (laknatullah) dan malaikat akan mati. Malaikat maut dan
malaikat Israfil sendiri juga akan mati.
3.
Tiupan
ketika. Kebangkitan. Manusia akan dihidupkan kembali untuk mempertanggung
jawabkan semua amal perbuatannya di dunia yang fana ini.
Umur alam semesta (universe) lebih
kurang 13,7 milyar tahun. Umur tata surya (solar
system) 5 milyar tahun. Kehidupan
pertama di muka bumi berasal dari air, yaitu hewan bersel satu (monocell). Makhluk ini kemudian
berevolusi menjadi ikan-ikanan, amphibi yang kemudian terus naik ke darat. Lalu
ia berproses dan berkembang terus sehingga menjadi hewan mamalia, unggas dan
lain-lainnya. Nabi Adam turun ke bumi sekitar 200.000 tahun yang lalu, yang
terus berkembang biak menjadi milyaran jumlahnya sampai saat ini, untuk menjadi
khalifah atau pengelola dimuka bumi.
Lantas kapan langit itu akan runtuh, kapan matahari itu akan padam?
Masih lama lagi. Yang duluan runtuh adalah langit-langit yang ada dalam mulut
kita ini. Anggaplah umur manusia 100 tahun dengan berat 100 kilogram.
Dibandingkan dengan alam semesta,umur dan berat kita sangat singkat dan kecil
sekali.Sewaktu lahir kita disambut dengan azan, sewaktu mati dilepas dengan
sholat. Antara azan dengan sholat. Paling lama cuma 15 menit. Singkat sekali, kecil
dan lemah. Rasanya lebih kecil dari semut. Semakin banyak kita tahu semakin banyak yang kita tidak tahu. Sungguh
Maha Penyantun dan Maha Pemurah Allah SWT. Dia
mengajarkan kepada manusia apa-apa yang tidak diketahuinya.
Ya Allah, Ya Rahman, Ya Rahim…
Jadikanlah umur terbaik hamba di
penghujungnya.
Jadikanlah amal terbaik hamba di penutupnya.
Jadikanlah hari-hari terbaik hamba saat
bertemu dengan Mu…
Wallahu’alam bissawab…
Bersambung….
Edriandi
Sarawak 4 May 2013
Source
http://groups.yahoo.com/group/teknik-nuklir/message/13080
No comments:
Post a Comment