Cara Berjuang untuk Palestina...

"Request khotbah: Israel laknatullah vs Palestina rohimahullah, ya tadz?" Seorang jamaah Jumat berkirim SMS kepada khotib. Ia meminta sang khotib membahas Tragedi Gaza dan bagaimana sebaiknya umat Islam bersikap. Maka, pada khotbahnya Jumat tadi (2/1), sang khotib menyadarakan jamaah tentang tragedi kemanusiaan akibat ulah busuk Yahudi Israel itu, sekaligus memberi panduan bagaimana seharusnya bersikap.

Sang khotib, sebut saja namanya Ustadz Ahmad, dalam khotbahnya menyampaikan empat hadits Nabi Saw, dikaitkan dengan tragedi Gaza dan bagaimana sebaiknya umat Islam bersikap.

Pertama, hadits tentang kewajiban mengubah kemunkaran. “Apa yang terjadi di Gaza sekarang adalah sebuah kemunkaran besar,” katanya. “Menjadi kewajiban kita untuk mengubahnya, semampu kita”. Dipaparkan, kemunkaran di Gaza harus diubah /biyadih/, dengan otoritas. Pemerintah negara-negara Muslim mestinya berani mengirimkan tentaranya untuk berperang di pihak Palestina. “Yang mampu membantu Muslim Palestina dengan jiwa-raganya, jadi relawan jihad, silakan, itu termasuk mengubah kemunkaran dengan tangan,” kata Ust. Ahmad.

Jika tidak mampu dengan tangan, jiwa raga, atau tidak memiliki otoritas, kata Ust. Ahmad, kita harus mengubahnya dengan lisan (/bilisanih/). “Kecaman, kutukan, dan aksi demonstasi, termasuk mengubah kemunkaran dengan lisan,” katanya. “Demikian pula dengan tulisan yang memberi tadzkirah, tabayun, dan informasi tentang tragedi Gaza yang sebenarnya”.

Jika tidak mampu dengan lisan, ubahlah dengan hati (biqolbih) dan itu selemah-lemahnya iman. “Mari berdoa bagi kesabaran dan ketawakalan Muslim Palestina, agar Allah segera memberikan kemenangan bagi mereka,” serunya. Yang penting, imbihnya, umat Islam tidak boleh diam atas tragedi Gaza, lakukan apa pun untuk menunjukkan dukungan kepada Muslim Palestina.

Ia pun menyinggunung “munkarot akbar” di Indonesia, yakni masih diterapkannya sistem Thogut seperti dalam sistem politik dan hukum. Itu pun wajib diubah, utamanya oleh kalangan politisi Muslim atau mengaku beragama Islam, lebih khusus lagi parpol yang mengklaim parpol dakwah atau parpol (berasas) Islam.

Kedua, hadits tentang “ihtimam”, kepedulian terhadap sesama Muslim. “Barangsiapa yang tidak peduli terhadap masalah yang dihadapi kaum Muslimin, maka ia bukan golongan mereka,” kata Ust. Ahmad mengutip hadits Nabi Saw. “Maka kita wajib peduli atas tragedi Gaza, jika memang kita Muslim. Tunjukkan kepedulian itu dengan doa, bantuan dana, demonstrasi, bahkan jika mampu dan memungkinkan, bisa menjadi relawan jihad.”

Ketiga, hadits tentang “ta’awun”. Kata Ust. Ahmad, membantu Muslim Palestina hakikatnya kita mengundang pertolongan Allah juga bagi kita sendiri. “Allah akan menolong hambanya selama si hamba suka menolong saudaranya,” katanya mengutip hadits Nabi, juga ayat Quran: “tolong-menolonglah kalian dalam kebaikan dan takwa”. Tragedi Gaza, katanya, merupakan ujian bagi umat Islam sedunia, yakni menguji kekuatan ukhuwah dan semangat ta’awun sesama Muslim.

Keempat, ia mengutip hadits tentang membantu persiapan jihad fi sabilillah. “Barangsiapa yang membantu persiapan sebuah peperangan di jalan Allah, maka hakikatnya ia sudah turut beperang”. Man jahhaja ghoziyan fi sabililllah faqod ghoza. Kita dipandang turut berperang di pihak Palestina, jika memberikan bantuan logistik, dana, atau senjata, bagi perjuangan Muslim Palestina melawan Israel. “Sama seperti Amerika dan Eropa yang selama ini mendukung Israel, mereka pun hakikatnya memusuhi Muslim Palestina dan umat Islam sedunia,” tegasnya, seraya menyatakan aksi boikot produk Yahudi, Amerika, dan Eropa merupakan alternatif perjuangan membantu Palestina.

Materi khotbah Jumat memang harus aktual, dengan tetap mengacu pada pesan peningkatakan keimanan dan ketakwaan. Tragedi Gaza merupakan bagian dari ujian keimanan dan ketakwaan kaum Muslimin sedunia. Wallahu a’lam.

http://warnaislam.com/rubrik/jurnalistik/2009/1/2/51300/Cara_Berjuang_Palestina.htm

No comments: