Apa Pesan dari Ledakan Di Mega Kuningan?

Ketika ledakan itu terjadi, kami di Kompas.com menerima laporan dari sejumlah rekan. Menurut informasi yang kami terima secara cepat itu: telah terjadi dua kali ledakan di Mega Kuningan! Tentu saja kami, setidak-tidaknya saya pribadi saat menulis postingan ini, tidak berani menyatakan bahwa ledakan yang dimulai pukul 07.45 itu sebuah ledakan bom. Biarlah aparat kepolisian yang menentukannya. Demikian juga tujuan dari ledakan itu, saya belum bisa menyimpulkan secara tergesa-gesa.

Tetapi pertanyaan berbau asumsi boleh saja saya kemukakan di sini: apakah ledakan itu ditujukan pada kedatangan pasukan Manchester United (MU) yang akan bertandang ke Jakarta?

Jika itu benar sebuah ledakan bom, bagi saya itu meninggalkan pesan penting: sebenarnya kalau pelaku itu mau meledakkan bom di negeri ini, kapanpun bisa!

Mengerikan, bukan?

Persoalannya, mengapa mereka mengambil momen saat kedatangan MU di Indonesia? Bagi saya, inipun meninggalkan pesan kuat lainnya, yaitu mereka ingin menegaskan: bahwa kami (pembuat dan peledak bom alias teroris) masih ada di Indonesia! Sebuah pekerjaan rumah yang berat bagi aparat.

Bom dan ledakan dirancang untuk membuka mata dunia. Mata dunia kebetulan sedang tertuju ke Jakarta saat pasukan MU sebentar lagi datang dan bermarkas di salah satu hotel yang dekat dengan pusat ledakan: Hotel RC. Pada menit-menit pertama televisi menyiarkan adanya ledakan itu, tidak ada satupun kata “MU” yang keluar. Mereka tidak mau menautkan ledakan itu dengan kedatangan/keberadaan MU di Indonesia.

Mungkin atas ledakan itu, pasukan Sir Alex Fergusson karena alasan keamanan, batal hadir di Jakarta! Pecinta MU di Jakarta pun akan gigit jari! Bisnis bagi yang mendatangkan MU ke Indonesia pun hancur lebur karenanya.

Bagi perancang dan peledak bom, “pesan ledakan” ini haruslah sampai ke telinga dunia: bahwa kami (teroris) masih ada di Indonesia. Bahwa ledakan itu distel bersamaan dengan kehadiran MU di Indonesia, itu sesuatu yang dirancang dengan sengaja. Kalau tanpa embel-embel “MU” dalam ledakan itu, gaungnya tidaklah sedahsyat yang diharapkan (si pelaku).

Tinggallah kengerian yang tersisa dalam diri saya: mereka (teroris peledak bom) itu bisa melakukan aksinya di negeri tercinta ini kapanpun juga kalau mereka mau, tanpa harus menunggu MU! Bukan karena Indonesia aman dari ledakan bom, lebih karena mereka (teroris) belum mau saja meledakkannya.

Mudah-mudahan aparat keamanan lebih siaga!

Oleh Pepih Nugraha - 17 Juli 2009

No comments: