Ya Tuhanku, Ampunkan aku dan dosa kedua orang tuaku...

Sore itu seperti biasa hujan mengguyur Jakarta tidakbegitu deras memang.Sambil menahan dingin di angkot yang membawa saya kelebak bulus saya pikir saya mau singgah di warung basosekedar menghangatkan perut, tak apalah saya sedikittelat sampai rumah, kan tidak tiap hari. Setelahselesai menyantap baso, dengan payung kecil sembaricelingukan, saya mencari angkot. Akhirnya dapat juga..ah aman nich..saya pikir.Angkot hampir penuh, ketika perhatian saya tertujupada sesosok Nenek yang kondisi fisiknya sudah bungkuksekali yang duduk di depan saya, saya sepertiterhipnotis, mata tak sedikitpun berkedip. Atau bolehdibilang sambil berkaca kaca.Saya hanya berpikir danbertanya dalam hati, tegakah anak,cucu atau saudaranyamembiarkan nenek ini bepergian sendirian. Tapi sayatidak mau lebih lanjut menghakimi siapapun. Hanyaberdoa, Ya Allah, Engkau membiarkan nenek ini masukdan ikut dalam angkot yang saya tumpangi, tentunya adamaksud dan hikmah yang saya harus saya ambil, ijinkansaya untuk berbuat sesuatu untuknya sesuai kemampuansaya.Sepanjang perjalanan, si nenek tertidur dengan kepalahampir menyentuh lututnya, Sementara semua penumpangseperti terkantuk kantuk kelelahan. Penumpang satupersatu turun, hanya tinggal bertiga yang tertinggaldi dalam angkot. Saya kemudian turun duluan untukmembayar ongkos, setelah selesai saya liat nenek itususah payah turun dari angkot. Saya pun bergegasmemapahnya dan membawanya turun. Saya tuntun dan sayatanya, Nenek mau pulang kemana? Ke Kemang Proyekjawabnya singkat..Wah saya pikir satu jurusan dengansaya ke arah Bogor. Kemudian saya tanya nenek darimana ? dia menjawab singkat Grogol. Deg…saya makinmiris, dari Grogol ke Bogor? Sendirian bepergiandengan kendaraan umum? Dalam usia sesepuh itu?Tanpa berkata kata lagi saya stop angkot jurusanBogor. Dan menaikkan si nenek ke dalam, lalu sayasendiri. Kami duduk berdua dalam diam, kemudian satupersatu penumpang bertambah dan saya perhatikan sinenek kembali tertidur. Angkot melaju kencang menujuarah Bogor, akhirnya saya menyetop di depan gerbangperumahan.Sebelum saya turun saya tengok lagi si nenek, masihtertidur. Saya pun mewanti wanti si sopir untukmenurunkan si nenek di daerah yg dia tuju.

Saya cepat menghambur mencari ojek, karena tidak tahanlagi menahan panasnya air mata yg mengalir di pipi.Begitu sesampainya di rumah, Saya pandangi, photoalmarhumah nenek dan kakek yang darinya saya belajar :Tentang arti cinta yang tulus dan ikhlas tanpa pamrihTentang kehidupan yang penuh perjuanganTelajar tentang ketegaran seorang wanita menghadapibadai kehidupanTentang SrikandiTentang sang Dewi PadiPandanganku beralih ke album ayah dan ibukuAh..pancaran usia yang tersisa jelas tergambarPernahkah aku membahagiakan mereka selama ini?Aku bertanya dalam hati

Ya Tuhanku,Ampunkan aku dan dosa kedua orang tuakuDan sayangilah mereka seperti mereka menyayangikuwaktu kecilIndahkan kepada mereka ucapankuHaluskan kepada mereka tabiatkuLembutkan kepada mereka hatikuJadikan aku orang yang sangat mencintai mereka

Ya RabbUntuk setiap derita yang menimpa mereka karenakuUntuk setiap hal yang tidak enak yang mengenai merekakarena akuUntuk setiap hak mereka yang aku abaikanJadikan itu semua penghapus terhadap dosa merekaKetinggian derajat merekaKelebihan dalam kebaikan mereka

Ya AllahUntuk setiap pembicaraan mereka yang melanggar bataskepadakuUntuk setiap perbuatan mereka yang berlebihan kepadakuUntuk setiap hakku yang mereka lalaikanUntuk setiap kewajiban terhadapku yang mereka abaikanSemua sudah aku berikan kepada merekaDan aku ikhlaskan atas merekaDan aku tidak membenci cara mereka memperlakukanku

Mereka punya hak yang terlalu besar dari dirikuKebaikan yang terlalu utama terhadapkuPemberian yang terlalu banyak bagikuSehingga aku tidak bisa membalasnya dengan adilAtau memberikan kepada mereka imbalan sepadan

Duhai ..TuhankuBagaimana harus kubalas budi mereka???

No comments: